Selasa, 05 Agustus 2014

PEMERIKSAAN MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR



I.              Tujuan
1.    Memahami dan mengetahui prosedur pembuatan dan pemeriksaan preparat kapang dan khamir secara langsung dari bahan – bahan alami.
2.    Mengetahui struktur berbagai macam kapang dan khamir dari berbagai bahan alami.

II.           Pendahuluan
Pada percobaan kali ini kami akan lebih membahas tentang fungi dimana fungi itu sendiri terbagi atas dua jenis yaitu kapang dan khamir. Fungi adalah nama rectum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam sel-selnya. Fungi memilki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota fungi sebagai jamur, kapang dan khamir.
Kapang dan khamir termasuk kedalam spesies fungi namun keduanya memiliki perbedaan. Kapang adalah fungi yang bersel banyak atau multiseluler sedangkan khamir adalah fungi yang bersel tunggal atau uniseluler.
 Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Miselium merupakan kumpulan dari hifa. Pada beberapa kapang, hifanya tidak mempunyai dinding pembatas dan disebut aseptate hifa. Untuk hifa yang memiliki dinding pembatas disebut septate hifa. Hifa ada yang berfungsi untuk mengabsorbsi nutrisi(hifa vegetative)dan ada hifa yang berfungsi untuk reproduksi(Hifa fertil)(Waluyo, 2007).
Kapang bereproduksi dengan 2 cara, secara aseksual dan seksual. Secara aseksual misalnya sporangiospora, dan konidiaspora. Phycomycetes merupakan kelas yang perkembangbiakan aseksualnya menggunakan sporangiospora. Sporangiospora merupakan spora yang diproduksi dalam suatu kantung yang disebut sporangium. Salah satu spesies yang reproduksi aseksualnya menggunakan sporangiospora adalah Rhizopus sp. Penicillium sp. merupakan contoh spesies yang reproduksi aseksualnya menggunakan konidiospora. Konidiospora adalah spora yang diproduksi pada ujung hifa yang bercabang-cabang dan terbentuk dari hifa fertile. Secara seksual kapang berrkembang biak dengan isogamet dan heterogamet(Prescott, 1999).
Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan sel tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau silinder. Reproduksi aseksualnya dengan bertunas atau berfusi. Beberapa khamir tidak memproduksi spora sehingga disebut asporogenous, dan digolongkan kedalam fungi imperfekti. Ada pula khamir yang memproduksi spora, khamir ini disebut sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas Ascomycetes dan Basidiomycetes (Sumarsih, 2003)
Penampilan fungi atau jamur tidak asing lagi. Pertumbuhan putih seperti bulu pada roti merupakan tubuh berbagai jamur. Jadi jamur mempunyai berbagai macam penampilan tergantung dari spesiesnya.  Pada umumnya bahan-bahan yang berasal dari alam mudah untuk ditumbuhi jamur, misalnya pada buah-buahan. Jamur atau cendawan tersebut biasanya akan mengakibatkan rusaknya bahan-bahan tersebut. Jika bahan-bahan tersebut digunakan (dikonsumsi) oleh makhluk hidup dalam hal ini manusia, biasanya bersifat patogen dan akan mengganggu fungsi tubuh makhluk hidup, misalnya Aspergillus niger akan menyebabkan ganggaun pada kulit (bisul).
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan dan pemeriksaan preparat kapang pada roti busuk dan tempe serta khamir pada cairan tempe secara langsung dari bahan – bahan yang alami. Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme, maka perlu dilakukan identifiksi, dimana untuk melakukan identifikasi terlebih dahulu dilakukan pengenalan terhadap ciri – ciri morfologi mikroorganisme tersebut. Pengamatan morfologi biasanya dilakukan baik secara makroskopik maupun mikroskopik secara langsung maupun tidak langsung.

III.        Tinjauan pustaka
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut jamur, (a) mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan, (b) mold yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia (Sumarsih, 2003)
Menurut Rusli ( 2011), Fungi (jamak) atau fungus (tunggal) adalah suatu organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri spesifik sebagai berikut :
1.    Mempunyai inti sel
2.    Memproduksi spora
3.    Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis
4.    Dapat berkembang biak secara aseksual maupun seksual
5.    Beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filamen dengan dinding sel yang mengandung selulosa atau khitin, atau keduanya.

Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: kapang (Mold) dan khamir (Yeast). Menurut Natsir (2008), Perbedaan Khamir dan kapang :
No
Faktor Pembeda
Khamir
Kapang
1.
Permukaan koloni
Kusam
Berbentuk seperti kapas, serbuk
2.
Sel
Uniseluler
Multiseluler
3.
Reproduksi
Bertunas
Spora seksual atau aseksual
4.
Media
SDA
PDA
5.
Pigmen warna
Tidak ada
Ada (hitam, abu-abu, hijau)

Kapang
Kapang atau jamur termasuk golongan Eymycetes atau fungi sejati yang terdiri atas empat kelas, yaitu Phycomycetes, Asomycetes,Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Identifikasi kapang atau jamur dapat dilakukan berdasarkan atas sifat-sifat morfologinya. Berdasarkan atas pengamatan secara mikroskopik, maka kapang atau jamur dapat ditentukan sampai genusnya atau kadang-kadang dapat ditentukan sampai spesiesnya ( Natsir, 2008)
Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba yang penting dalam mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam industri makanan, kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan. Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang.(Waluyo, 2007)


SIFAT FISIOLOGI KAPANG
Pada kapang, tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama .Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara (aerial hypha) karena pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan mediatempat fungi ditumbuhkan (Sylvia, 2008).
1.      Kebutuhan air
Pada umumnya kebanyakan kapang membutuhkan aw minimal untuk pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada beras dan serealia, dapat menghambat atau memperlambat pertumbuhan kebanyakan khamir.
2.    Suhu pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-300 C tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-370 C atau lebih tinggi. Beberapa kapang bersifat psikrotrofik dan beberapa bersifat termofilik.
3.    Kebutuhan oksigen dan pH
Semua kapang bersifat aerobik, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat pada kisaran pH yang luas, yaitu 2-8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau pH rendah.
4.    Makanan
Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang     sederhana hingga kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misal amylase, pektinase, proteinase dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.
5.    Komponen penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisme lainnya. Komponen itu disebut antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi oleh Penicillium chrysogenum dan clavasin yang diproduksi oleh Aspergillus clavatus. Pertumbuhan kapang biasanya berjalan lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan khamir dan bakteri. Oleh karena itu jika kondisi pertumbuhan memungkinkan semua mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi sekali kapang dapat mulai tumbuh, pertumbuhan yang ditandai dengan pembentukan miselium dapat berlangsung dengan cepat.(Waluyo, 2007)
 Terdapat 3 macam morfologi hifa, yaitu :
1.  Aseptat (Coenocytic hypha), yaitu hifa yang memiliki dinding sekat (septa).
2.  Septat hifa (hifa bersekat) dengan sel-sel uninukleat. Septa membagi hifa enjadi ruang-ruang berisi 1 inti dan pada tiap sekat terdapat pori-pori yang memungkinkan berpindahnya inti dan sitoplasma dari satu ruang keruag lainnya.
3.  Septa dengan ruang-ruang yang berisi lebih dari satu inti (multinukleat)
(Sylvia, 2008)
Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan  asam amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. (Syamsuri, 2004)
Menurut Syamsuri (2004), Manfaat kapang dalam produksi pangan :
Produk
Bahan dasar
Jenis Kapang
Tempe
Kedelai
Rhizopus Oligospora

Rhizopus Oryzae
Oncom merah
Bungkil kacang tanah
Neurospora sitophia
Oncom hitam
Ampas tahu
Rhizopus Oligospora

Rhizopus Oryzae
Kecap
Kedelai
Aspergillus Oryzae
Tauco
Kedelai
Aspergillus Oryzae
Ragi tape
Tepung beras
Rhizopus, Aspergillus, khamir
Keju biru
Susu
Penicililium roqueforti
Keju camembert
Susu
P. camemberti

Rhizopus
Rhizopus sering disebut kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga sering tumbuh pada sayuran dan buah-buahan. Spesies Rhizopus yang sering tumbuh pada roti adalah R. stolonifer dan R.nigricans. selain merusak makanan, beberapa spesies Rhizopus juga digunakan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi tradisional, misal R. oligosporus dan R. oryzae yang digunakan dalam fermentasi berbagai macam tempe dan oncom hitam.
Ciri-ciri spesifik Rhizopus adalah :
a.    Hifa nonseptat
b.    Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua
c.    Sporangiofora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid
d.   Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam
e.     Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir
f.     Tidak mempunyai sporangiola
g.    Membentuk hifa vegetative yang melakukan penetrasi pada substrat dan hifa fertil yang  memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora
h.    Pertumbuhannya cepat membentuk miselium seperti kapas
Lebih jelasnya untuk morfologi Rhizopus dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
 Aspergillus
Kapang ini tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan dengan kadar air rendah. Grup ini mempunyai konidia berwarna hijau, dan membentuk askospora yang terdapat didalam aski perithesia berwarna kuning sampai merah. Grup A. niger mempunyai kepala pembawa konidia yang besar yang dipak secara padat, bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya kasar dan mengandung pigmen. Grup A. flavus-oryzae termasuk spesies yang penting dalam fermentasi beberapa makanan tradisional dan untuk memproduksi enzim, tetapi kapang dalam grup ini sering menyebabkan kerusakan makanan. A. oryzae digunakan dalam fermentasi tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia dalam grup ini berwarna kuning sampai hijau, dan mungkin membentuk sklerotia.
Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah :
a.    Hifa septat dan miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, yang terdapat dibawah permukaan merupakan hifa vegetatif sedangkan yang muncul diatas permukaan adalah hifa fertil.
b.    Koloni kelompok
c.    Konidiofora septat dan nonseptat, muncul dari “foot cell” (yaitu sel miselium yang bengkak dan berdinding tebal)
d.   Konidiofora membengkak menjadi vesikel pada ujungnya, membawa sterigmata dimana tumbuh konidia
e.    Sterigmata atau fialida biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna
f.     Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam
g.    Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 370 C atau lebih.
              Lebih jelasnya untuk morfologi Aspergillus dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Penicillium
Kapang ini sering menyababkan kerusakan pada sayuran, buah-buahan dan serealia. Penicillium juga digunakan oleh dalam industri untuk memproduksi antibiotik.
Beberapa ciri spesifik Pencicillium adalah :
a.       Hifa septat, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna
b.      Konidiofora septet dan muncul di atas permukaan, berasal dari hifa dibawah permukaan, bercabang atau tidak bercabang
c.       Kepala yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigmata atau fialida muncul dalam kelompok
d.      Konidia membentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata
e.       Konidia pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecoklatan
(Waluyo, 2007)
 Khamir
Khamir adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa genara adalah yang membentuk miselium dengan percabangan. Khamir hidupnya sebagai sporofit dan ada beberapa yang parasitik. Penyebaran khamir luas dialam, tetapi tidak seluas daerah penyebaran bakteri. Pada umumnya khamir terdapat dipermukaan buah-buahan, didalam debu, ditanah-tanah perkebunan buah-buahan, daun dari beberapa tanaman, dipermukaan dan didalam tubuh serangga, didalam cairan yang mengandung gula misalnya cairan buah, madu, sirup, dan lain – lain. (Zaraswati, 2004)
Khamir atau disebut yeast, merupakan jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagela. Beberapa genera membentuk filamen (pseudomiselium). Cara hidupnya sebagai saprofit dan parasit. Hidup di dalam tanah atau debu di udara, tanah, daun-daun, nektar bunga, permukaan buah-buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti sirup, madu dan lain-lain. Khamir berbentuk bulat (speroid), elips, batang atau silindris, seperti buah jeruk, sosis, dan lain-lain. Bentuknya yang tetap dapat digunakan untuk identifikasi. Khamir dapat dimasukkan ke dalam klas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Sel khamir
( Sri Sumarsih, 2003)
Khamir mempunyai ukuran yang bervariasi dengan panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm. Sel khamir mempunyai bentuk yang bermacam-macam seperti bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat. Bentuk-bentuk dari sel khamir tersebut dapat membantu dalam indentifikasi dari khamir. Ada beberapa khamir dalam keadaan tertentu dapat mengalami dimorfisme yaitu fase khamir, bentuk sel tunggal dan filamen, bentuk benang (Pelczar, 2007).
Ukuran sel khamir berkisar antara 1-9 mikron kali 2-20 mikron, tergantung spesiesnya. Khamir tidak mempunyai flagella sehingga tidak dapat melakukan gerakan aktif. (Natsir, 2008)
Kamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara yaitu (Syamsuri, 2004) :
a.  Pertunasan
b.  Pembelahan
c.  Pembelan tunas, yaitu kombinasi antara pertunasan dan pembelahan
d.  Sporulasi atau pembetukan spora yang dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :
     - spora aseksual
     - spora seksual
-     Perkembang biakan sel khamir
Perkembang biakan sel khamir dapat terjadi secara vegetatif maupun secara generatif (seksual). Secara vegetatif (aseksual), (a) dengan cara bertunas (Candida sp., dan khamir pada umumnya), (b) pembelahan sel (Schizosaccharomyces sp.), dan (c) membentuk spora aseksual (klas Ascomycetes). Secara generatif dengan cara konyugasi (reproduksi seksual). Konyugasi khamir ada 3 macam, yaitu (a) konyugasi isogami ( Schizosaccharomyces octosporus), (b) konyugasi heterogami (Zygosaccharomyces priorianus), dan konyugasi askospora pada Zygosaccharomyces sp. dan Schizosaccharomyces sp. (sel vegetatif haploid), serta pada Saccharomyces sp., dan Saccharomycodes sp. (sel vegetatif diploid)
-   Identifikasi khamir
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi khamir adalah:
1.      Ada tidaknya askospora, kalau ada bagaimana pembentukannya (konyugasi isogami, heterogami, atau konyugasi askospora), bentuk, warna, ukuran, dan jumlah spora.
2.      Bentuk, warna, dan ukuran sel vegetatifnya.
3.      Cara reproduksi aseksual (bertunas, membelah, dsb)
4.      Ada tidaknya filamen atau pseudomiselium.
5.      Pertumbuhan dalam medium dan warna koloninya.
6.      Sifat-sifat fisiologi, misalnya sumber karbon (C) dan nitrogen (N), kebutuhan vitamin, bersifat oksidatif atau fermentatif, atau keduanya, lipolitik, uji pembentukan asam, penggunaan pati, dan lain-lain.( Sri Sumarsih, 2003)
Macam – macam khamir :
a.    Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp).  (Coyne, 1999)
b.      Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulit anggur. Khamir ini mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan anggur. (Coyne, 1999)
c.       Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris (Saccharomycescereviceae). (Coyne, 1999)



d.      Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis). (Coyne, 1999)
e.       Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans). (Coyne, 1999)
Pembuatan Preparat
Ada 3 macam cara dalam pembuatan preparat jamur :
1.    Pembuatan dari material segar
Struktur jamur bisa langsung di lihat di bawah mikroskop.  Dengan memanfaatkan dari makanan-makanan yang telah membusuk.
2.    Pembuatan preparat dengan slide kultur
Ini adalah cara pembuatan preparat jamur. Caranya dengan menyiapkan cawan petri, lalu dimasukkan kertas saring ke dalamnya. Di atas kertas saring tersebut diletakkan batang V yang terbuat dari aluminium foil dan kemudian di atas batang V ini diletakkan objek dan dek glass. Selanjutnya disterilkan dalam oven kemudian setelah steril  diambil suspensi jamur  dengan ose lalu digores pada objek glass dan di tetesi dengan medium PDA lalu di tutup dengan kaca penutup kemudian dimasukkan Gliserol 10% sebanyak 10 ml sampai membasahi kertas saring. Kemudian cawan petri ditutup dan diinkubasi selama 3 x 24 jam (pada suhu kamar) dan dilakukan pengamatan pada hari ke-3 kemudian diamati di bawah mikroskop.
3.    Preparat selotip
Pembuatan preparat selotip ini dengan cara mengambil biakan jamur dengan menggunakan selotip. Bagi jamur yang mempunyai miselium udara yang tidak terlalu lebat pertumbuhannya cocok di lakukan preparat selotip
     (Pelczar, 2007)
IV.        Metode
4.1         Alat dan Bahan
4.1.1   Alat
·         Pemeriksaan morfologi kapang
Objek glass datar
Mikroskop cahaya listrik
Pisau pemotong
Pipet tetes
Bunsen
Korek api
·         Pemeriksaan morfologi khamir
Objek glass cekung
Mikroskop cahaya listrik
Cover glass
Pipet tetes
Bunsen
Korek api
4.1.2   Bahan
·      Untuk pemeriksaan morfologi kapang
Tempe
Roti busuk
Alkohol 70%
Kapas
Laktofenol
·         Untuk pemeriksaan morfologi khamir
Cairan tape
Alkohol 70%
Metil blue
kapas
4.2         Cara Kerja
Pembuatan preparat kapang dan khamir secara langsung atau sederhana.
a.       Disterilkan tangan dan meja dengan alkohol.
b.      Dipijarkan pisau pemotong dan fiksasi preparat pada lidah api Bunsen.
c.       Diambil satu ose kapang dari bahan alami (roti busuk atau tempe) dan cairan tape (untuk pemeriksaan khamir), letakkan diatas obyek glass.
d.      Diteteskan 1 tetes laktofenol(untuk pemeriksaan kapang) atau metilin blue (untuk pemeriksaan khamir) diatas obyek glass.
e.       Ditutup preparat dengan cover glass untuk pemeriksaan air tape
f.       Dilakukan langkah di atas di dekat bunsen sebagai langkah sterilisasi.
g.      Diamati preparat di bawah mikroskop cahaya listrik dengan pembesaran lemah (10x).
V.           Hasil praktikum

VI.        Pembahasan
Pada praktikum mikrobiologi kali ini adalah pemeriksaan morfologi pada kapang dan khamir. Seperti yang di rujuk pada tinjauan pustaka pengertian dari kapang adalah  sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki filamen (miselium). Sedangkan pengertian dari khamir adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa genara adalah yang membentuk miselium dengan percabangan.
Sampel yang digunakan adalah tempe, roti dan air tape, pemilihan bahan tersebut bertujuan untuk mempermudah pencarian bahan, kapang mudah dilihat karena penampangnya yang berserabut seperti kapas pada awal kemudian jika spora telah timbul akan terbentuk warna sesuaijenis kapangnya,   bahan mudah mengalami pembusukan, mempermudah identifikasi jamur/fungi, dan harga terjangkau.
Dalam melakukan praktikum ini praktikan diharapkan menggunakan masker ,  sarung tangan,  membersihkan area meja  dengan alkohol, dan memfiksasi preparat serta pisau pemotong pada lidah api bunsen, hal ini bertujuan untuk mensterilkan tempat praktek dan mengurangi kontaminasi terhadap sampel.
Dari hasil praktikum pada Kamis, 2 April 2014, pengamatan kapang dan khamir menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 10X, diambil gambarnya  kemudian diidentifikasi morfologinya.
1.    Kapang pada Tempe
Yaitu dengan mengambil jamur/fungi/kapang yang terdapat pada tempe  menggunakan bungkus daun, pengambilan dilakukan dengan pisau pemotong dan sebisa mungkin hasilnya tipis. Pengambilan sampel dilakukan di dekat Bunsen dan ditetesi laktofenol untuk memudahkan pengamatan kapang di bawah mikroskop dengan  jarak terjauh antara preparat dan lensa objektif.
Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang  sederhana hingga kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misal amylase, pektinase, proteinase dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.
Dari hasil pengamatan kapang pada tempe ditemukan Rhizopus. Rhizopus adalah genus jamur benang yang termasuk filum Zygomycota ordo Mucorales.  Rhizopus mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat.
Miselium dari Rhizopus yang juga disebut stolon  menyebar diatas substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa.
Dari hasil pengamatan kelompok kami , didapatkan kapang rhizopus          (kapang sempurna ) yang terlihat dari bagian atas, sehingga sporangiofor tidak terlihat, namun stolon dan rizopus terlihat banyak serta menyebar dengan warna yang didapat adalah gelap/hitam. Kemungkinan Rhizopus tidak terlihat disebabkan karena pengambilan sampel/jamur pada tempe terlalu tebal, sehingga susah diamati.
2.    Kapang pada Roti
Yaitu dengan mengambil jamur/kapang pada permukaan roti menggunakan pisau pemotong, kemudian diletakkan pada preparat datar dan ditetesi lakofenol. Pengambilan untuk kapang roti harus hati-hati dan setipis mungkin, karena jika tidak hati-hati struktur/morfologi kapang akan rusak sehingga tidak di dapatkan hasil yang diinginkan.
Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang     sederhana hingga kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misal amylase, pektinase, proteinase dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.
Dari hasil pengamatan kelompok kami, didapatkan kapang aspergillus yang terlihat dalam jumlah banyak dan menyebar. Bagian dari aspergillus yang tampak adalah sterigma dan vesicle. Aspergillus termasuk jenis spora (konidiospora) yang berupa sel tunggal maupun multisel, terbentuk pada ujung konidiofora dan sifatnya terbuka.
3.    Khamir Air Tape
Yaitu dengan mengambil sampel air tape menggunakan pipet tetes, kemudian diletakkan di preparat cekung dengan penambahan metilin blue lalu ditutup menggunakan cover glass. Penambahan metilen blue ini bertujuan agar morfologi dari jamur tersebut tampak jelas.Apabila khamir tidak terihat, maka sampel air tape sudah terlalu lama berada di metilen blue.
Dalam pembuatan tape setidaknya terlibat tiga kelompok mikroorganisme yaitu mikroba perombak pati menjadi gula yang menjadikan tape pada awal fermentasi berasa manis. Mikroba yang berperan dalam proses ini adalah Endomycopsis fibuliger serta beberapa jamur dalam jumlah kecil. Adanya gula menyebabkan mikroba yang menggunakan sumber karbon gula mampu tumbuh dan menghasilkan alkohol. Yang masuk dalam kelompok ini adalah Saccharomyces dan Cabdida yang menybabkan tape berubah menjadi alkoholik. Adanya alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi alkohol yaitu Acetobacter aceti yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebakan rasa asam pada tape yang dihasilkan.
Hasil dari pengamatan air tape adalah didapatkan khamir ( fungi bersel satu yang mikroskopis) yang menyebar merata dan berjumlah banyak dan merupakan khamir saccharomyces cerevisiae. Ada 2 bentuk yang didapat, yaitu oval dan bulat namun lebih dominan bentuk bulat. Ukuran dari khamir menurut tinjauan pustaka berkisar antara 1-9 mikron kali 2-20 mikron, tergantung spesiesnya. Khamir tidak mempunyai flagella sehingga tidak dapat melakukan gerakan aktif. (Natsir, 2008).
Khamir ada yang bermanfaat bagi manusia tapi ada juga yang pathogen atau merugikan. Untuk khamir yang bermanfaat adalah seperti  saccharomyces cerevisiae (anggur, roti, tempe, dan bir) dan microbial fuel cell ( menghasilkan listrik dan produski etanol) , sedangkan yang Candida albicans adalah patogen oportunistik dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis).

VII.     Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengamatan pada hari Kamis, 2 April 2014 dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan morfologi kapang tempe didapat kapang Rhizopus ( stolon dan sporangium ), pada pemeriksaan morfologi kapang roti didapat kapang aspergillus ( sterigma dan vesicle ), dan pada pemeriksaan morfologi khamir didapat khamir dengan bentuk bulat dan oval.