I.
Tujuan
1. Memahami
dan mengetahui prosedur pembuatan dan pemeriksaan preparat kapang dan khamir
secara langsung dari bahan – bahan alami.
2. Mengetahui
struktur berbagai macam kapang dan khamir dari berbagai bahan alami.
II.
Pendahuluan
Pada
percobaan kali ini kami akan lebih membahas tentang fungi dimana fungi itu
sendiri terbagi atas dua jenis yaitu kapang dan khamir. Fungi adalah nama
rectum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam sel-selnya. Fungi
memilki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota fungi
sebagai jamur, kapang dan khamir.
Kapang dan khamir termasuk kedalam spesies fungi
namun keduanya memiliki perbedaan. Kapang adalah fungi yang bersel banyak atau
multiseluler sedangkan khamir adalah fungi yang bersel tunggal atau uniseluler.
Kapang merupakan fungi yang
berfilamen atau mempunyai miselium. Miselium merupakan kumpulan dari hifa. Pada
beberapa kapang, hifanya tidak mempunyai dinding pembatas dan disebut aseptate hifa.
Untuk hifa yang memiliki dinding pembatas disebut septate hifa. Hifa ada yang
berfungsi untuk mengabsorbsi nutrisi(hifa vegetative)dan ada hifa yang
berfungsi untuk reproduksi(Hifa fertil)(Waluyo, 2007).
Kapang bereproduksi dengan 2 cara, secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual misalnya sporangiospora, dan konidiaspora. Phycomycetes
merupakan kelas yang perkembangbiakan aseksualnya menggunakan sporangiospora.
Sporangiospora merupakan spora yang diproduksi dalam suatu kantung yang disebut
sporangium. Salah satu spesies yang reproduksi aseksualnya menggunakan
sporangiospora adalah Rhizopus sp. Penicillium sp. merupakan
contoh spesies yang reproduksi aseksualnya menggunakan konidiospora.
Konidiospora adalah spora yang diproduksi pada ujung hifa yang bercabang-cabang
dan terbentuk dari hifa fertile. Secara seksual kapang berrkembang biak dengan
isogamet dan heterogamet(Prescott, 1999).
Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan sel
tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau
silinder. Reproduksi aseksualnya dengan bertunas atau berfusi. Beberapa khamir
tidak memproduksi spora sehingga disebut asporogenous, dan digolongkan kedalam
fungi imperfekti. Ada pula khamir yang memproduksi spora, khamir ini disebut
sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas
Ascomycetes dan Basidiomycetes (Sumarsih, 2003)
Penampilan fungi atau jamur
tidak asing lagi. Pertumbuhan putih seperti bulu pada roti merupakan tubuh
berbagai jamur. Jadi jamur mempunyai berbagai macam penampilan tergantung dari spesiesnya. Pada
umumnya bahan-bahan yang berasal dari alam mudah untuk ditumbuhi jamur,
misalnya pada buah-buahan. Jamur atau cendawan tersebut biasanya akan
mengakibatkan rusaknya bahan-bahan tersebut. Jika bahan-bahan tersebut
digunakan (dikonsumsi) oleh makhluk hidup dalam hal ini manusia, biasanya
bersifat patogen dan akan mengganggu fungsi tubuh makhluk hidup, misalnya Aspergillus niger akan menyebabkan
ganggaun pada kulit (bisul).
Tujuan
dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan dan
pemeriksaan preparat kapang pada roti busuk dan tempe serta khamir pada cairan
tempe secara langsung dari bahan – bahan yang alami. Untuk mengetahui nama genus
dan spesies suatu biakan mikroorganisme, maka perlu dilakukan identifiksi,
dimana untuk melakukan identifikasi terlebih dahulu dilakukan pengenalan
terhadap ciri – ciri morfologi mikroorganisme tersebut. Pengamatan morfologi
biasanya dilakukan baik secara makroskopik maupun mikroskopik secara langsung
maupun tidak langsung.
III.
Tinjauan pustaka
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota
(fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi
(bahasa Latin). Ada beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut jamur, (a)
mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur
yang dapat dimakan, (b) mold yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang,
dan (c) khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk
benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak
berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi
jaringan. Jamur bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari
oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat
aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara
hidupnya bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada
tanaman, hewan dan manusia (Sumarsih, 2003)
Menurut Rusli
( 2011), Fungi (jamak) atau fungus
(tunggal) adalah suatu organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri spesifik
sebagai berikut :
1. Mempunyai inti sel
2. Memproduksi spora
3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat
melakukan fotosintesis
4. Dapat berkembang biak secara aseksual maupun seksual
5. Beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk
filamen dengan dinding sel yang mengandung selulosa atau khitin, atau keduanya.
Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: kapang (Mold) dan khamir
(Yeast). Menurut Natsir (2008), Perbedaan Khamir dan kapang :
No
|
Faktor Pembeda
|
Khamir
|
Kapang
|
1.
|
Permukaan koloni
|
Kusam
|
Berbentuk seperti kapas, serbuk
|
2.
|
Sel
|
Uniseluler
|
Multiseluler
|
3.
|
Reproduksi
|
Bertunas
|
Spora seksual atau aseksual
|
4.
|
Media
|
SDA
|
PDA
|
5.
|
Pigmen warna
|
Tidak ada
|
Ada (hitam, abu-abu, hijau)
|
Kapang
Kapang atau
jamur termasuk golongan Eymycetes atau fungi sejati yang terdiri atas
empat kelas, yaitu Phycomycetes, Asomycetes,Basidiomycetes, dan
Deuteromycetes. Identifikasi kapang atau jamur dapat dilakukan berdasarkan
atas sifat-sifat morfologinya. Berdasarkan atas pengamatan secara mikroskopik,
maka kapang atau jamur dapat ditentukan sampai genusnya atau kadang-kadang
dapat ditentukan sampai spesiesnya ( Natsir, 2008)
Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam
fungi dengan ciri khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba
yang penting dalam mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam
industri makanan, kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan. Kapang
adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen dan pertumbuhannya pada
makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul
akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang.(Waluyo, 2007)
SIFAT FISIOLOGI KAPANG
Pada kapang,
tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan spora.
Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel
bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat
sitoplasma bersama .Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi
disebut hifa vegetatif. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat
reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara (aerial hypha) karena
pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan mediatempat fungi ditumbuhkan
(Sylvia, 2008).
1.
Kebutuhan
air
Pada umumnya kebanyakan kapang membutuhkan aw minimal
untuk pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Kadar
air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada beras dan serealia, dapat
menghambat atau memperlambat pertumbuhan kebanyakan khamir.
2. Suhu pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik
pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah
sekitar 25-300 C tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-370
C atau lebih tinggi. Beberapa kapang bersifat psikrotrofik dan beberapa
bersifat termofilik.
3. Kebutuhan oksigen dan pH
Semua kapang bersifat aerobik, yaitu membutuhkan
oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat pada kisaran pH yang
luas, yaitu 2-8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi
asam atau pH rendah.
4. Makanan
Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai
komponen makanan, dari yang sederhana
hingga kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misal amylase,
pektinase, proteinase dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada
makanan-makanan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.
5. Komponen penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat
menghambat organisme lainnya. Komponen itu disebut antibiotik, misalnya
penisilin yang diproduksi oleh Penicillium chrysogenum dan
clavasin yang diproduksi oleh Aspergillus clavatus. Pertumbuhan kapang
biasanya berjalan lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan khamir dan
bakteri. Oleh karena itu jika kondisi pertumbuhan memungkinkan semua
mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah dalam kompetisi dengan
khamir dan bakteri. Tetapi sekali kapang dapat mulai tumbuh, pertumbuhan yang
ditandai dengan pembentukan miselium dapat berlangsung dengan cepat.(Waluyo,
2007)
Terdapat 3 macam morfologi hifa, yaitu :
1. Aseptat
(Coenocytic hypha), yaitu hifa yang memiliki dinding sekat (septa).
2. Septat hifa
(hifa bersekat) dengan sel-sel uninukleat. Septa membagi hifa enjadi
ruang-ruang berisi 1 inti dan pada tiap sekat terdapat pori-pori yang
memungkinkan berpindahnya inti dan sitoplasma dari satu ruang keruag lainnya.
3. Septa dengan
ruang-ruang yang berisi lebih dari satu inti (multinukleat)
(Sylvia,
2008)
Jamur uniseluler misalnya ragi dapat
mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol.
Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein
kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Makanan tersebut
dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada
bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan.
Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi
molekul-molekul sederhana. (Syamsuri, 2004)
Menurut Syamsuri (2004), Manfaat
kapang dalam produksi pangan :
Produk
|
Bahan dasar
|
Jenis Kapang
|
Tempe
|
Kedelai
|
Rhizopus
Oligospora
Rhizopus Oryzae
|
Oncom merah
|
Bungkil kacang tanah
|
Neurospora
sitophia
|
Oncom hitam
|
Ampas tahu
|
Rhizopus
Oligospora
Rhizopus Oryzae
|
Kecap
|
Kedelai
|
Aspergillus
Oryzae
|
Tauco
|
Kedelai
|
Aspergillus
Oryzae
|
Ragi tape
|
Tepung beras
|
Rhizopus,
Aspergillus, khamir
|
Keju biru
|
Susu
|
Penicililium
roqueforti
|
Keju camembert
|
Susu
|
P.
camemberti
|
Rhizopus
Rhizopus sering disebut kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan
kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga sering tumbuh pada sayuran dan
buah-buahan. Spesies Rhizopus yang sering tumbuh pada roti adalah R.
stolonifer dan R.nigricans. selain merusak makanan, beberapa spesies
Rhizopus juga digunakan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi
tradisional, misal R. oligosporus dan R. oryzae yang digunakan
dalam fermentasi berbagai macam tempe dan oncom hitam.
Ciri-ciri spesifik Rhizopus adalah :
a. Hifa nonseptat
b.
Mempunyai
stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua
c.
Sporangiofora
tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid
d.
Sporangia
biasanya besar dan berwarna hitam
e.
Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk
seperti cangkir
f.
Tidak
mempunyai sporangiola
g.
Membentuk
hifa vegetative yang melakukan penetrasi pada substrat dan hifa fertil yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora
h.
Pertumbuhannya
cepat membentuk miselium seperti kapas
Lebih jelasnya untuk morfologi Rhizopus dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Aspergillus
Kapang ini tumbuh baik pada substrat dengan
konsentrasi gula dan garam tinggi, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan
dengan kadar air rendah. Grup ini mempunyai konidia berwarna hijau, dan
membentuk askospora yang terdapat didalam aski perithesia berwarna kuning sampai
merah. Grup A. niger mempunyai kepala pembawa konidia yang besar yang
dipak secara padat, bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat.
Konidianya kasar dan mengandung pigmen. Grup A. flavus-oryzae termasuk
spesies yang penting dalam fermentasi beberapa makanan tradisional dan untuk
memproduksi enzim, tetapi kapang dalam grup ini sering menyebabkan kerusakan
makanan. A. oryzae digunakan dalam fermentasi tahap pertama dalam
pembuatan kecap dan tauco. Konidia dalam grup ini berwarna kuning sampai hijau,
dan mungkin membentuk sklerotia.
Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah :
a. Hifa septat dan miselium bercabang, biasanya tidak
berwarna, yang terdapat dibawah permukaan merupakan hifa vegetatif sedangkan
yang muncul diatas permukaan adalah hifa fertil.
b.
Koloni
kelompok
c.
Konidiofora
septat dan nonseptat, muncul dari “foot cell” (yaitu sel miselium yang bengkak
dan berdinding tebal)
d.
Konidiofora
membengkak menjadi vesikel pada ujungnya, membawa sterigmata dimana
tumbuh konidia
e.
Sterigmata
atau fialida biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna
f.
Konidia
membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam
g.
Beberapa
spesies tumbuh baik pada suhu 370
C atau lebih.
Lebih
jelasnya untuk morfologi Aspergillus dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
Penicillium
Kapang ini sering menyababkan kerusakan pada sayuran,
buah-buahan dan serealia. Penicillium juga digunakan oleh dalam industri
untuk memproduksi antibiotik.
Beberapa ciri
spesifik Pencicillium adalah :
a. Hifa septat, miselium bercabang, biasanya tidak
berwarna
b.
Konidiofora
septet dan muncul di atas permukaan, berasal dari hifa dibawah permukaan,
bercabang atau tidak bercabang
c.
Kepala
yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigmata atau fialida muncul
dalam kelompok
d.
Konidia
membentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata
e.
Konidia
pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan atau
kecoklatan
(Waluyo, 2007)
Khamir
Khamir adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa genara adalah
yang membentuk miselium dengan percabangan. Khamir hidupnya sebagai sporofit
dan ada beberapa yang parasitik. Penyebaran khamir luas dialam, tetapi tidak
seluas daerah penyebaran bakteri. Pada umumnya khamir terdapat dipermukaan
buah-buahan, didalam debu, ditanah-tanah perkebunan buah-buahan, daun dari
beberapa tanaman, dipermukaan dan didalam tubuh serangga, didalam cairan yang
mengandung gula misalnya cairan buah, madu, sirup, dan lain – lain. (Zaraswati,
2004)
Khamir atau
disebut yeast, merupakan jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagela.
Beberapa genera membentuk filamen (pseudomiselium). Cara hidupnya sebagai
saprofit dan parasit. Hidup di dalam tanah atau debu di udara, tanah, daun-daun,
nektar bunga, permukaan buah-buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung
gula seperti sirup, madu dan lain-lain. Khamir berbentuk bulat (speroid),
elips, batang atau silindris, seperti buah jeruk, sosis, dan lain-lain.
Bentuknya yang tetap dapat digunakan untuk identifikasi. Khamir dapat
dimasukkan ke dalam klas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Sel
khamir
( Sri Sumarsih, 2003)
Khamir mempunyai ukuran yang
bervariasi dengan panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm. Sel khamir
mempunyai bentuk yang bermacam-macam seperti bulat, oval, silinder, ogival
yaitu bulat. Bentuk-bentuk dari sel khamir tersebut dapat membantu dalam
indentifikasi dari khamir. Ada beberapa khamir dalam keadaan tertentu dapat
mengalami dimorfisme yaitu fase khamir, bentuk sel tunggal dan filamen, bentuk
benang (Pelczar, 2007).
Ukuran sel khamir berkisar antara 1-9 mikron kali 2-20 mikron, tergantung
spesiesnya. Khamir tidak mempunyai
flagella sehingga tidak dapat melakukan gerakan aktif. (Natsir, 2008)
Kamir dapat melakukan
reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara yaitu (Syamsuri,
2004) :
a. Pertunasan
b. Pembelahan
c. Pembelan tunas, yaitu kombinasi antara pertunasan dan
pembelahan
d. Sporulasi atau pembetukan spora yang dapat dibedakan atas 2
macam yaitu :
- spora aseksual
- spora seksual
-
Perkembang
biakan sel khamir
Perkembang biakan sel khamir dapat terjadi secara
vegetatif maupun secara generatif (seksual). Secara vegetatif (aseksual), (a)
dengan cara bertunas (Candida sp., dan khamir pada umumnya), (b) pembelahan sel
(Schizosaccharomyces sp.), dan (c) membentuk spora aseksual (klas Ascomycetes).
Secara generatif dengan cara konyugasi (reproduksi seksual). Konyugasi khamir
ada 3 macam, yaitu (a) konyugasi isogami ( Schizosaccharomyces octosporus), (b)
konyugasi heterogami (Zygosaccharomyces priorianus), dan konyugasi askospora
pada Zygosaccharomyces sp. dan Schizosaccharomyces sp. (sel vegetatif haploid),
serta pada Saccharomyces sp., dan Saccharomycodes sp. (sel vegetatif diploid)
- Identifikasi khamir
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi
khamir adalah:
1. Ada tidaknya askospora, kalau ada bagaimana
pembentukannya (konyugasi isogami, heterogami, atau konyugasi askospora),
bentuk, warna, ukuran, dan jumlah spora.
2.
Bentuk,
warna, dan ukuran sel vegetatifnya.
3.
Cara
reproduksi aseksual (bertunas, membelah, dsb)
4.
Ada
tidaknya filamen atau pseudomiselium.
5.
Pertumbuhan
dalam medium dan warna koloninya.
6.
Sifat-sifat
fisiologi, misalnya sumber karbon (C) dan nitrogen (N), kebutuhan vitamin,
bersifat oksidatif atau fermentatif, atau keduanya, lipolitik, uji pembentukan
asam, penggunaan pati, dan lain-lain.( Sri Sumarsih, 2003)
Macam – macam khamir :
a.
Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan
askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces
cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia
sp). (Coyne, 1999)
b.
Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulit anggur. Khamir ini mungkin digunakan dalam
proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang
menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih
menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan
dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur
khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan
anggur. (Coyne, 1999)
c.
Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi
gas sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan.
Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk
kebanyakan anggur minuman dan bir inggris (Saccharomycescereviceae).
(Coyne, 1999)
d.
Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal
fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih
digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis).
(Coyne, 1999)
e.
Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau
dikenal tahap pembentukan spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari
segi medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans). (Coyne,
1999)
Pembuatan Preparat
Ada 3 macam cara dalam pembuatan preparat jamur :
1.
Pembuatan dari material segar
Struktur jamur bisa langsung di lihat di bawah
mikroskop. Dengan memanfaatkan dari
makanan-makanan yang telah membusuk.
2.
Pembuatan preparat dengan slide kultur
Ini adalah cara pembuatan preparat jamur. Caranya dengan menyiapkan cawan petri, lalu dimasukkan kertas saring ke
dalamnya. Di atas kertas saring tersebut diletakkan batang V yang terbuat dari
aluminium foil dan kemudian di atas batang V ini diletakkan objek dan dek
glass. Selanjutnya disterilkan dalam oven kemudian setelah steril diambil
suspensi jamur dengan ose lalu digores pada objek glass
dan di tetesi dengan medium PDA lalu di tutup dengan kaca penutup kemudian dimasukkan Gliserol 10% sebanyak 10 ml
sampai membasahi kertas saring. Kemudian cawan petri ditutup dan diinkubasi
selama 3 x 24 jam (pada suhu kamar) dan dilakukan pengamatan pada hari ke-3
kemudian diamati di bawah mikroskop.
3.
Preparat selotip
Pembuatan preparat selotip ini dengan cara mengambil
biakan jamur dengan menggunakan selotip. Bagi jamur yang mempunyai miselium
udara yang tidak terlalu lebat pertumbuhannya cocok di lakukan
preparat selotip
(Pelczar,
2007)
IV.
Metode
4.1
Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
·
Pemeriksaan morfologi kapang
Objek glass datar
Mikroskop cahaya listrik
Pisau
pemotong
Pipet tetes
Bunsen
Korek
api
·
Pemeriksaan morfologi khamir
Objek glass cekung
Mikroskop cahaya listrik
Cover glass
Pipet tetes
Bunsen
Korek
api
4.1.2 Bahan
· Untuk
pemeriksaan morfologi kapang
Tempe
Roti
busuk
Alkohol
70%
Kapas
Laktofenol
·
Untuk pemeriksaan morfologi khamir
Cairan tape
Alkohol 70%
Metil blue
kapas
4.2
Cara Kerja
Pembuatan preparat kapang dan
khamir secara langsung atau sederhana.
a. Disterilkan
tangan dan meja dengan alkohol.
b. Dipijarkan
pisau pemotong dan fiksasi
preparat
pada lidah api Bunsen.
c. Diambil
satu ose kapang dari bahan alami (roti busuk atau tempe) dan cairan tape (untuk
pemeriksaan khamir), letakkan diatas obyek glass.
d. Diteteskan
1 tetes laktofenol(untuk pemeriksaan kapang) atau metilin blue (untuk
pemeriksaan khamir) diatas obyek glass.
e. Ditutup
preparat dengan cover glass
untuk pemeriksaan air tape
f. Dilakukan
langkah di atas di dekat bunsen sebagai langkah sterilisasi.
g. Diamati
preparat di bawah mikroskop cahaya listrik dengan pembesaran lemah (10x).
V.
Hasil praktikum
VI.
Pembahasan
Pada praktikum mikrobiologi kali ini adalah
pemeriksaan morfologi pada kapang dan khamir. Seperti yang di rujuk pada
tinjauan pustaka pengertian dari kapang adalah
sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki
filamen (miselium). Sedangkan pengertian dari khamir adalah fungi bersel
satu yang mikroskopik, beberapa genara adalah yang membentuk miselium dengan
percabangan.
Sampel yang digunakan adalah tempe, roti dan air tape, pemilihan bahan
tersebut bertujuan untuk mempermudah pencarian bahan, kapang mudah dilihat
karena penampangnya yang berserabut seperti kapas pada awal kemudian jika spora
telah timbul akan terbentuk warna sesuaijenis kapangnya, bahan mudah mengalami pembusukan, mempermudah
identifikasi jamur/fungi, dan harga terjangkau.
Dalam melakukan praktikum ini praktikan diharapkan menggunakan masker
, sarung tangan, membersihkan area meja dengan alkohol, dan memfiksasi preparat serta
pisau pemotong pada lidah api bunsen, hal ini bertujuan untuk mensterilkan
tempat praktek dan mengurangi kontaminasi terhadap sampel.
Dari hasil praktikum pada Kamis, 2 April 2014,
pengamatan kapang dan khamir menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran
10X, diambil gambarnya kemudian
diidentifikasi morfologinya.
1. Kapang
pada Tempe
Yaitu dengan
mengambil jamur/fungi/kapang yang terdapat pada tempe menggunakan bungkus daun, pengambilan
dilakukan dengan pisau pemotong dan sebisa mungkin hasilnya tipis. Pengambilan
sampel dilakukan di dekat Bunsen dan ditetesi laktofenol untuk memudahkan
pengamatan kapang di bawah mikroskop dengan
jarak terjauh antara preparat dan lensa objektif.
Pada umumnya
kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana hingga kompleks. Kebanyakan
kapang memproduksi enzim hidrolitik, misal amylase, pektinase, proteinase
dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung
pati, pektin, protein atau lipid.
Dari hasil pengamatan kapang pada tempe ditemukan
Rhizopus. Rhizopus adalah genus jamur benang yang
termasuk filum Zygomycota ordo Mucorales. Rhizopus mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk
rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa
coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat.
Miselium dari Rhizopus yang juga disebut stolon menyebar diatas
substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus bereproduksi
secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai.
Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor
ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa.
Dari hasil
pengamatan kelompok kami , didapatkan kapang rhizopus (kapang sempurna ) yang terlihat dari
bagian atas, sehingga sporangiofor tidak terlihat, namun stolon dan rizopus terlihat
banyak serta menyebar dengan warna yang didapat adalah gelap/hitam. Kemungkinan
Rhizopus tidak terlihat disebabkan karena pengambilan sampel/jamur pada tempe
terlalu tebal, sehingga susah diamati.
2. Kapang
pada Roti
Yaitu dengan
mengambil jamur/kapang pada permukaan roti menggunakan pisau pemotong, kemudian
diletakkan pada preparat datar dan ditetesi lakofenol. Pengambilan untuk kapang
roti harus hati-hati dan setipis mungkin, karena jika tidak hati-hati
struktur/morfologi kapang akan rusak sehingga tidak di dapatkan hasil yang
diinginkan.
Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai
komponen makanan, dari yang sederhana
hingga kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misal
amylase, pektinase, proteinase dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh
pada makanan-makanan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.
Dari hasil pengamatan kelompok kami, didapatkan kapang
aspergillus yang terlihat dalam jumlah banyak dan menyebar. Bagian dari
aspergillus yang tampak adalah sterigma dan vesicle. Aspergillus termasuk jenis
spora (konidiospora) yang berupa sel tunggal maupun multisel, terbentuk pada
ujung konidiofora dan sifatnya terbuka.
3.
Khamir
Air Tape
Yaitu dengan mengambil
sampel air tape menggunakan pipet tetes, kemudian diletakkan di preparat cekung
dengan penambahan metilin blue lalu ditutup menggunakan cover glass. Penambahan metilen blue ini bertujuan agar
morfologi dari jamur tersebut tampak jelas.Apabila khamir tidak
terihat, maka sampel air tape sudah terlalu lama berada di metilen blue.
Dalam pembuatan tape
setidaknya terlibat tiga kelompok mikroorganisme yaitu mikroba perombak pati
menjadi gula yang menjadikan tape pada awal fermentasi berasa manis. Mikroba yang berperan dalam proses ini adalah Endomycopsis fibuliger serta beberapa jamur dalam jumlah
kecil. Adanya gula menyebabkan mikroba yang menggunakan sumber karbon gula
mampu tumbuh dan menghasilkan alkohol. Yang masuk dalam kelompok ini adalah Saccharomyces
dan Cabdida yang menybabkan tape berubah menjadi alkoholik. Adanya
alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi alkohol yaitu Acetobacter
aceti yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebakan rasa asam
pada tape yang dihasilkan.
Hasil dari pengamatan air tape adalah didapatkan khamir ( fungi bersel
satu yang mikroskopis) yang menyebar merata dan berjumlah banyak dan merupakan
khamir saccharomyces cerevisiae. Ada 2 bentuk yang didapat, yaitu oval dan
bulat namun lebih dominan bentuk bulat. Ukuran dari khamir menurut tinjauan
pustaka berkisar
antara 1-9 mikron kali 2-20 mikron, tergantung spesiesnya. Khamir tidak mempunyai flagella sehingga tidak dapat melakukan gerakan aktif. (Natsir,
2008).
Khamir ada yang bermanfaat bagi
manusia tapi ada juga yang pathogen atau merugikan. Untuk khamir yang
bermanfaat adalah seperti saccharomyces
cerevisiae (anggur, roti, tempe, dan bir) dan
microbial fuel cell ( menghasilkan listrik dan produski etanol) , sedangkan yang Candida albicans adalah patogen
oportunistik dan dapat menyebabkan infeksi
pada manusia (kandidiasis).
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengamatan pada hari Kamis, 2
April 2014 dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan morfologi kapang tempe
didapat kapang Rhizopus ( stolon dan sporangium ), pada pemeriksaan morfologi
kapang roti didapat kapang aspergillus ( sterigma dan vesicle ), dan pada
pemeriksaan morfologi khamir didapat khamir dengan bentuk bulat dan oval.
daftar pustakanya kok ga ada ya??
BalasHapuscari sendiri ngehhh,hhhe _
BalasHapusiya nih, ga jadi kopas ahh :P
BalasHapus44444
BalasHapus44444
BalasHapus